Latest News

Thursday 19 June 2014

Kilas Buku: Teka - Teki Terakhir

 

Kilas Buku: Teka - Teki Terakhir 

 

Judul: Teka - Teki Terakhir
Pengarang: Annisa Ihsani
Genres: Science Fiction, Middle-Grade
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2014
Mass Market Paperback, 256 halaman
Bisa dibeli di: SCOOP

Gosipnya, suami-istri Maxwell penyihir. Ada juga yang bilang pasangan itu ilmuwan gila. Tidak sedikit yang mengatakan mereka keluarga ningrat yang melarikan diri ke Littlewood. Hanya itu yang Laura tahu tentang tetangganya tersebut.

Dia tidak pernah menyangka kenyataan tentang mereka lebih misterius daripada yang digosipkan. Di balik pintu rumah putih di Jalan Eddington, ada sekumpulan teka-teki logika, paradoks membingungkan tentang tukang cukur, dan obsesi terhadap pernyataan matematika yang belum terpecahkan selama lebih dari tiga abad. Terlebih lagi, Laura tidak pernah menyangka akan menjadi bagian dari semua itu.

Tahun 1992, Laura berusia dua belas tahun, dan teka-teki terakhir mengubah hidupnya selamanya. (goodreads)

Satu lagi novel Indonesia rasa terjemahan yang menurut saya brilian. Sebelum ini saya sudah membaca novel fiksi sains karya pengarang Indonesia, Eliza V. Handayani, yang berjudul Area X sepuluh yang terbit dua belas tahun lalu. Novel tersebut memiliki citarasa yang berbeda dari novel Indonesia lainnya. Ceritanya sangat futuristik dengan rasa yang sangat terjemahan.

Kini saya menemukan sesuatu yang sama, meski tidak sama persis. Teka - Teki Terakhir dari Annisa Ihsani ini juga memiliki rasa terjemahan. Dengan cerita berlatar belakang fiktif, Annisa mencoba membawa persoalan Matematika sebagai topik utama dalam novelnya. Topik yang dimaksud adalah Teorema Fermat yang belum terpecahkan selama ratusan tahun. Namun, karena tidak semua orang memahami Matematika dengan cukup dalam, maka Annisa membuat alur ceritanya menjadi ringan dan menyenangkan. Disinilah tantangannya, bagaimana Annisa harus membuat pembahasan sejarah singkat pembuktian Teorema Fermat dengan benar-benar menarik. Saya kira salah satu caranya adalah dengan memberi judul novel dengan Teka-Teki Terakhir alih-alih Teorema Fermat Terakhir. Pilihan judul yang tepat.

Lain itu, yang paling saya senangi dari novel ini adalah bagaimana penulis membuat si karakter utama yang beranjak remaja, tetap pada pemikiran yang sesuai dengan usianya. Laura, si tokoh utama, baru saja berusia dua belas tahun ketika ia mendengar soal Fermat. Tentu saja sebagai anak yang nilai Matematikanya selalu pas-pasan ia tidak tahu apa-apa tentang pelajaran yang satu ini. Dan karakter Laura yang pas dengan seorang anak berusia dua belas tahun inilah yang saya sukai.

Novel ini sangat cocok untuk pembaca berusia anak-anak dan remaja, karena jalan cerita yang cukup sederhana. Dan karena sederhana itulah saya sebenarnya kurang puas dengan akhir ceritanya. Terlepas ketidakpuasan saya, saya tetap berpikir objektif bahwa buku ini memang buku cerita yang cocok untuk anak-anak.

P.S. Buku ini saya baca melalui aplikasi SCOOP. SCOOP adalah aplikasi sekaligus online shop khusus e-book. Bagi mereka yang memang senang membaca ebook, aplikasi ini dirasa cocok. Karena setelah membeli ebook dari SCOOP, kita akan bisa langsung membacanya dalam aplikasi yang sama. Ebook yang sudah kita beli akan tersimpan di dalam library. So, lebih mudah ya, membeli dan membaca ebook dalam satu aplikasi saja. :)

 source : http://buku.dibaca.in/2014/05/kilas-buku-teka-teki-terakhir.html

No comments:

Post a Comment